Bismillah Hirrahman Nirrahim
Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Marilah kita sama-sama panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak sekali kenikmatan kepada kita, terutama nikmat iman dan Islam. Dengan nikmat iman kita mampu merasakan indahnya hidup didunia dan dengan nikmat Islam kita akan mampu mencapai kesejahteraan hidup di akhirat. Amiin.
Shalawat dan salam semoga tetap selalu dicurah limpahkan kepada repolusi Islam, sang pembawa obor kebenaran hakiki yang menerangi seluruh kegelapan sehingga dengan cahaya yang dibawanya, kita mampu membedakan antara yang hak dan batil, yakni Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasalam, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta kepada umatnya yang mengikuti ajaran beliau dan moga-moga kita termasuk kepada umatnya yang taat dan bertakwa pada ajaran yang dibawanya serta mendapatkan safaat nanti di yaumul hisab. Amin ya rabbal alamin.
Hadirin rahimakumullah.
Kita sebagai manusia yang memiliki hati dan akal sebagai alat untuk berpikir dan menyadari bahwa kita pada hakikatnya diciptakan oleh Allah dari tanah dan ditempatkan di muka bumi ini yakni menyandang gelar khalifah sebagai pengelola bumi untuk kemakmuran hidup di dunia dan di akhirat, terlebih dari itu tugas kita sebagai manusia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT dengan cara senantiasa taat dan patuh pada apa yang diperintahkanNya dan menjauhi apa yang dilarangNya, yakni wujud dari takwa. Apapun aktivitas yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari mestinya harus vernilai atau bermuatan ibadah. Terlepas dari itu, kita sebagai manusia juga memiliki sifat khilaf atau kesalahan yang mengarah pada perbuatan dosa yang tidak diridhai Allah yang akan mendapatkan murka Allah. Terlebih lagi ada makhluk yang dinamai setan sebagai penggoda manusia untuk melakukan perbuatan dosa. Tidak sedikit orang-orang yang terjerumus dan terseret pada ajakan atau rayuan setan yang dibungkus oleh keindahan-keindahan dan kesenangan-kesenangan yang membuat manusia tergiur untuk mengikutinya, apalagi manusia yang diberikan anugrah hawa nafsu oleh Allah, sudah barang tentu akan dengan mudah terbujuk.
Hadirin rahimakumullah.
Di zaman sekarang ini, kemaksiatan dan perbuatan dosa bukan lagi rahsiah yang tersembunyi, melainkan sudah menjadi suatu adat kebiasaan yang berada pada kewajaran dan pemakluman. Bahkan nampaknya bukan manusia seutuhnya apabila tidak melakukan kemaksiatan, sungguh sangat ironis apabila hal tersebut direnungkan. Apalagi para pelakunya mayoritas bersetatuskan umat Islam yang semestinya harus memberantas hal tersebut.
Sudah tidak bias kita pungkiri, bahwa kemaksiatan kini telah memasyarakat dan membudaya. Disetiap sudut, dimana mata kita arahkan, di situ kita akan dapatkan kemaksiatan. Terlebih lagi kemaksiatan di masa sekarang ini telah dipasilitasi seindah dan senyaman mungkin, agar orang-orang yang terlibat didalamnya benar-benar merasakan keindahan, akan tetapi keindahan tersebut hanya keindahan dan kenikmatan semata yang akan berujung pada penyesalan. Karena pada akhirnya, manusia akan dimintai pertanggungjawaban dari apa yang telah dikerjakan selama hidupnya di dunia, sekalipun sebesar debu akan diminta pertanggungjawaban dan akan dibalas pula sesuai dengan kadarnya. Tidak akan ada yang terlewatkan sekecil apapun.
Hadirin rahimakumullah.
Kini perbuatan maksiat sudah merebah merambah berbagai umur, dimulai dari yang usianya masih terbilang anak-anak, remaja, dewasa, orangtua, bahkan yang lanjut usia, yang semestinya mendekatkan diri kepada Allah dan mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat. Maka dari itu, selaku orangtua harus benar-benar memperhatikan, mengarahkan dan mengajarkan serta memantau anak dalam kehidupan dan aktifinya. Apapun kesibukan orangtua harus menyempatkan waktu untuk mengurus dan memperhatikan serta memberikan kasih saying kepada anak, karena hal tersebut mampu membuat anak merasa nyaman dan setidaknya mencegahnya untuk melakukan perbuatan maksiat karena merasa terpantau atau diperhatikan dan disayangi orangtuanya.
Tindak kejahatan atau kemaksiatan sekarang ini tidak pandang bulu karena sudah membudaya, dimuali dari pengangguran, petani, guru, pelajar, pejabat, bahkan yang mendapat gelat ustaz atau kiyai yang seharusnya menyadarkan dan memberantas kemaksiatan tersebut, ini justru yang berkecimpung bahkan yang antusias dan bersemangat karena mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sehingga hal itu bias dijadikan sebagai topeng untuk melakukan kemaksiatan.
Tempat-tempat melakukan maksiatpun kini bukan lagi di tempat yang sembunyi atau sepi, melaikan ditempat-tempat yang terbuka dan rame bahkan ditempat yang sengaja disediakan khusus untuk melakukan maksiat. Yang lebih menyedihkannya lagi, yang melakukan pembunuhan, beragama Islam. Yang melakukan pemerkosaan, beragama Islam. Yang melakukan perampokan, beragama Islam. Yang melakukan korupsi beragama Islam. Yang melakukan teroris beragama Islam bahkan para tokoh agama yang terkemuka dengan ilmunya yang tetunya tinggi. Pertanda apa semua ini?
Pernahkah hadirin sekalian meluangkan sejenak waktu untuk merenungkan semua itu? Merenungkan anak-anak muda sebagai generasi penerus agama dan Negara yang kini semakin ambruk moralnya? Ataukah hanya diam saja tanpa ada reaksi dan pencegahan apapun karena justru yang melakukan semua itu adalah diri sendiri atau bahkan keluarga sendiri? Mau jadi apa kita ini?
Apakah kita ini termasuk pada orang yang lemah imannya sebagaimana sabda Rasulullah SAW “ apabila kamu melihat kemungkaran, maka rubahlah dengan tanganmu, apabila tidak mampu maka rubahlah dengan lisanmu, apabila tidak mampu maka cukuplah dalam hati membencinya, namun itu adalah selemah-lemahnya iman”.
Hadirin rahimakumullah.
Tentunya kita sendiri mampu menilai termasuk keriteria yang mana keimanan kita, hal itu tergantung pada apa yang kita lakukan untuk mencegah dan melawan kemaksiatan, baik secara pribadi ataupun terhadap orang lain. Sebagai umat Islam, tidaklah apa jika kita hanya melakukan pembencian dan menghindari orang-orang yang melakukan perbuatan maksiat agar kita tidak termasuk pada golongannya yang akan mendapat siksa dan murka Allah, akan tetapi hal itu merupakan selemah-lemahnya tingkat keimanan kita. Lebih baiknya lagi kita mampu mencegah atau merubah kemaksiatan itu dengan tangan dalam artian kekuasaan atau keberanian yang kita miliki atau dengan prilaku kita dan juga dengan mencegahnya langsung melalui peneguran dengan menggunakan kata-kata yang baik dan penyadaran yang baik serta mengadakan pendekatan-pendekatan, agar orang yang melakukan maksiat merasa disadarkan dari kekeliruan dan diterangi dari kegelapan bukan dipaksa atau dilawah. Karena hal tersebut tidak jarang akan menimbulkan perlawanan dan semakin menjadi bukan malah menyadari dengan apa yang telah dilakukannya.
Terlebih dari itu, kembali lagi pada diri kta masing-masing dalam menata dan membenahi diri. Maka dari itu, agar kita terhindar dari perbuatan maksiat dan bujukan serta rayuan setan, ada satu hal yang mampu melindungi kita untuk tidak terjerumus pada lembah kenistaan, jurang kemurkaan Allah, yakni takwa. Dimana takwa merupakan perisai dan pelindung kita dari bujukan setan. Dengan takwa kita mampu membedakan mana yang buruk dan yangbaik, mana yang sesuai dengan perintah Allah da mana yang tidak, mana yang batil dan mana yang baik. Sehingga akan terhindar dari murka dan siksa Allah yang amat pedih.
Hadirin rahimakumullah.
Sebagai kesimpulannya, kita ini selaku manusia yang ditugaskan sebagai khalifah untuk menjaga dan memakmurkan bumi terkadang tergelincir dari ketentuan-ketentuan yang ditentukan Allah karena sudah sifat manusia yang khilaf, terlebih lagi ada makhluk yang disebut setan sebagai penggoda dan sekaligus penguji kadar keimanan dan ketakwaan kita seberapa kokoh. Tidak sedikit orang-orang yang terjerumus pada bujuk rayuan setan yang berujung pada kemurkaan dan penerimaan azab dari Allah. Akan tetapi untuk terhindar dari jurang kenistaan itu manusia diberi perisai sebagai pelindung yakni takwa, karena dengan ketakwaan, manusia mampu terhindar dari kemaksiatan. Maka sebagai seiman dan setakwa kepada Allah yang merupakan satu hati, satu jiwa dan keluarga. Sampaikanlah kabar gembira ini pada keluarga-keluarga kita, kepada saudara-saudara kita agar terhindar dari siksa Allah. Sadarkanlah keluarga kita yang tersesat, ingatkanlah keluarga kita yang tengah lupa, ajarilah saudara kita yang tidak bisa, serulah saudara kita yang lalai dalam kebenaran. Karena orang Islam yang beriman dan bertakwa tidak akan mungkin rela melihat saudaranya bergelimang dosa dalam murka dan siksa Allah. Oleh karena itu marilah kita sama-sama membenahi diri untuk selalu beriman dan bertakwa kepada Allah, karena hanya dengan itu kita mampu berlindung dari godaan setan.
Hadirin rahimakumullah.
Dalam pemaparan ini khususnya saya diri pribadi mengakui banyak kesalahan dan kekurangan maka dari itu mohon dimaafkan abapila dalm kata-kata ada kekeliruan ataupun yang dapat menyinggung hati dan pemahaman. Kesalahannya adalah kekhilafan diri saya pribadi dan yang benarnya adalah dari Allah, moga-moga Allah dan hadirin semuanya memaafkan kekeliruan saya dan apa yang dipaparkan semoga memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Akhir kata, billahi taufik wa al hidayah.
Wasalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.
Ada tangan yang tak mampu kugenggam
Ada jemari yang tak mampu kusentuh
Ada dekapan yang begitu hangat
Ada pelukan yang begitu erat
Ada tatapan yang tak pernah berkeling
Ada mata yang tak mampu berpaling
Ada telinga yang tak mampu sembunyi
Ada warna yang tak kan pernah pudar
Ada cahaya yang tak pernah padam
Ada terang yang tak kan pernah redup
Kaukah mampu
Ada genggaman yang tak mampu kulepaskan
Ada kepalan yang tak kan mampu terleraikan
Ada cengkraman penyadaran jiwa
Ada ketentuan yang tak mampu dilawan
Ada sentuhan yang begitu lembut bersahaja
Ada kehangatan yang tak terbandingkan
Ada ketenangan yang tak tergambarkan
Ada keindahan yang hanya mampu dirasakan
Ada kelingan tanpa kedipan
Ada pandangan yang tak kan pernah terabaikan
Ada kasih yang tak kan pernah terhitung
Ada sayang yang tak kan pernah terkembalikan
Ada murka yang tak kan pernah terelakkan
Ada siksa yang tak kan tertahankan
Kaukah mampu
Dia terbit tak kan pernah terbenam
Dia ada takkan pernah tiada
Dia awal yang tak kan pernah berakhir
Dia pemusnah yang abadi
Dialah Tuhan Sang Sempurna
Allah Subhanahu Wata`ala
Sand1ku 21`
Semua yang tercipta
Harus berarti memberikan mata
Apalagi jiwa yang kita punya
Bukan mata rasakanlah apa
Sebalik warna berteduh makna
Bukan sebatas tak membekas
Kalaupun bila
Hanya rintih yang menyakitkan hitam
Diingat dalam hilang
Bersuaralah para jiwa yang mengenang
Antara terang ditengah membentang
Meski kadang pudar
Dan pekat terdengar menyeram
Meski setitik khilap
Tak terlihat
Hanya mendengar bisa keyakinan
Terpisah jauh tak menyentuh
Kadang warna yang utuh
Persepsi jiwa yang pudar mendengar
Terka mata ketika warna lusuh menggelegar
Sand1ku 21’
Hidup adalah sekeling persinggahan
Dengan warna napas yang nyata
Menuju mati
Hidup yang abadi.
Dengan lepas di ujung bebas di balik bumi bukan mimpi
Tapi kepastian yang hakiki bersenda gurau dengan Ilahi
Yang selama ini selalu bersembunyi di balik mata yang tak berkaki.
Terka
Jangan artikan apa tentang kataku
Sebelum kau tau makna tentang warna hidup yang kuteguk
Keliru
Bisa saja aku jadi hitam di matamu
Atau putih tak menentu
Sand1ku 21’
Ku kumpulkan kata dikala sunyi
Dalam pikran malam yang tengah terlelap
Begitu hening membunting
Embun berat
Ku rangkai kata-kata
Dari sisa-sisa puisimu
Yang tak berpuing karena kau tak bertubuh
Lalu kujadikan gapaian
Untuk melihat kepekaan terang
Bukankah kita sama-sama menelan napas
Akukah harus iri
Karena kau yang duluan ada
Mampu mengumpulkan kata-kata seidah
Tapi tidak
Bagiku kau bukanlah musuh
Kau lebih kuanggap
Hanya kata-katamu yang tinggal
Tersisa
Jasadmu dimana
Aku tak dapat menemukannya
Hanya gambaran makna yang kau tinggalkan
Itulah kau ketika ada
Mungkin
Hanya terkaku saja
Maaf aku banyak bercermin padamu
Bukan meniru
Aku kagum
Kau yang mengajarkan jalan ini
Yang kau rangkai penuh gemulai
Meski kadang badai
Yang membuat bangkai
Sand1ku 21`
Daftar Blog Saya
Text
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Labels
- Tugas PERTEKOM (3)
daftar link
Labels
- Tugas PERTEKOM (3)
Labels
- Tugas PERTEKOM (3)